Wanita Pejuang 45 Bersatu: Yayasan Laksamana Keumalahayati Pocut Meurah Siap Beraksi untuk Kesejahteraan Kaum Perempuan
Acehantara.com | Banda Aceh – Kaum perempuan Aceh kembali menunjukkan tekad dan semangat perjuangannya. Perkumpulan Wanita Pejuang 45, organisasi yang telah berdiri sejak 14 Oktober 1989 dan dikenal sebagai wadah bagi perempuan-perempuan tangguh keturunan para pahlawan bangsa, resmi memantapkan langkah baru dengan membentuk Yayasan Laksamana Keumalahayati Pocut Meurah.
Rapat pembentukan yayasan ini berlangsung penuh khidmat di Poma Hotel Lamprit, Banda Aceh, Senin (15/9/2025), dipimpin langsung oleh tokoh perempuan inspiratif Aceh, Hj. Dato Pocut Haslinda.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kehadiran yayasan ini merupakan jawaban atas kebutuhan akan wadah perjuangan perempuan Aceh yang tidak hanya berorientasi pada pelestarian nilai sejarah dan semangat juang ’45, tetapi juga berfokus nyata pada peningkatan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan pendidikan kaum perempuan.
“Kami ingin melanjutkan perjuangan para pahlawan perempuan Aceh, seperti Laksamana Keumalahayati, yang bukan hanya simbol keberanian tetapi juga pemimpin visioner. Yayasan ini akan menjadi wadah untuk memperjuangkan kesejahteraan kaum wanita dan memperkuat peran perempuan dalam pembangunan,” ujar Hj. Dato Pocut Haslinda dengan penuh semangat.
Hj. Melani Leimena Suharli, selaku Ketua Umum Perkumpulan Wanita Pejuang 45, mendukung penuh langkah strategis ini. Melalui pesan resmi, Hj. Melani menegaskan pentingnya sinergi organisasi perempuan lokal dan nasional untuk memperkuat peran perempuan Aceh dalam pembangunan bangsa.
“Perempuan Aceh telah mencatat sejarah luar biasa dalam perjalanan bangsa. Sinergi antara Yayasan Laksamana Keumalahayati Pocut Meurah dengan Wanita Pejuang 45 adalah upaya konkret untuk menjadikan perempuan tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga mencetak sejarah baru,” ujar Hj. Melani dalam pesannya.
Pembentukan Yayasan Laksamana Keumalahayati Pocut Meurah ini memiliki visi besar untuk mempersatukan kaum perempuan dari berbagai lapisan masyarakat, terutama mereka yang merupakan generasi penerus para pejuang kemerdekaan. Fokus yayasan tidak hanya pada nilai historis dan patriotisme, tetapi juga pada aksi nyata pemberdayaan perempuan di era modern.
Adapun misi yayasan antara lain:
1.Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan: Dengan menghadirkan program-program ekonomi kreatif, pelatihan keterampilan, dan akses sumber daya yang mendorong perempuan agar mandiri secara finansial.
2.Pendidikan dan Pelatihan: Memberikan dukungan pendidikan formal dan non-formal untuk perempuan, khususnya di daerah pedesaan dan kalangan kurang mampu.
3.Pelestarian Nilai Juang ’45: Menghidupkan kembali nilai-nilai perjuangan, patriotisme, dan kepemimpinan perempuan Aceh untuk generasi muda.
4.Penguatan Solidaritas Sosial: Membina hubungan kekeluargaan, persaudaraan, dan kesetiakawanan sosial antaranggota, lintas generasi, dan lintas profesi.
5.Gerakan Sosial-Budaya: Menginisiasi kegiatan sosial, budaya, dan kemasyarakatan yang menonjolkan kearifan lokal Aceh sekaligus memperkuat identitas perempuan Aceh.
Dalam forum rapat, Hj. Dato Pocut Haslinda menekankan bahwa peran perempuan tidak bisa dipandang sebelah mata dalam perjalanan sejarah bangsa. Aceh dikenal sebagai daerah dengan sejarah panjang kepemimpinan perempuan, seperti Sultanah Safiatuddin Syah hingga Laksamana Keumalahayati, yang tidak hanya menginspirasi Aceh tetapi juga dunia.
“Perempuan adalah pilar utama kemajuan bangsa. Dengan yayasan ini, kami ingin memastikan kaum wanita memiliki akses, peluang, dan dukungan penuh untuk berdaya. Kami akan membangun jaringan kerja sama dengan pemerintah, dunia usaha, dan berbagai organisasi untuk memajukan perempuan,” tegasnya.
AD/ART Mantap, Yayasan Siap Beraksi
Pada rapat tersebut, seluruh struktur kepengurusan dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yayasan resmi ditetapkan. Hal ini menjadi bukti keseriusan para pendiri untuk menjadikan Yayasan Laksamana Keumalahayati Pocut Meurah sebagai organisasi yang kredibel dan profesional.
Ke depan, yayasan ini akan menginisiasi berbagai program strategis, mulai dari pelatihan kewirausahaan, kampanye kesehatan perempuan, pendampingan hukum dan sosial bagi korban kekerasan, hingga penyediaan beasiswa pendidikan untuk anak-anak perempuan dari keluarga kurang mampu.
Selain itu, yayasan juga berencana mengembangkan platform digital yang dapat menjadi pusat informasi dan edukasi bagi perempuan Aceh, sekaligus memperluas jaringan solidaritas hingga ke tingkat nasional dan internasional.
Membawa Nama Besar Pahlawan Perempuan Aceh
Nama besar Laksamana Keumalahayati yang diabadikan dalam yayasan ini memiliki makna mendalam. Sebagai perempuan pertama di dunia yang memimpin angkatan laut pada abad ke-16, Keumalahayati adalah simbol kepemimpinan, keberanian, dan dedikasi. Yayasan ini diharapkan dapat meneladani semangat Keumalahayati untuk mencetak lebih banyak perempuan Aceh yang berdaya dan mampu memimpin perubahan di berbagai bidang.
Dengan keberadaan yayasan ini, kaum perempuan Aceh diharapkan tidak hanya mengenang sejarah tetapi juga menciptakan sejarah baru: sejarah kemajuan, kemandirian, dan kesetaraan.
Dengan visi dan misi yang jelas, struktur organisasi yang solid, serta semangat juang yang diwariskan dari para pejuang bangsa, Yayasan Laksamana Keumalahayati Pocut Meurah siap menjadi motor penggerak pemberdayaan perempuan Aceh. Kehadirannya menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi kaum wanita sebagai agen perubahan dan kontributor utama pembangunan Aceh dan Indonesia. [ZH]
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan