Trump Ancam Afghanistan Jika Tak Serahkan Pangkalan Bagram ke AS: ‘Hal Buruk Akan Terjadi’

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam Afghanistan jika menolak menyerahkan Pangkalan Udara Bagram kepada militer Washington.

Acehantara.com | Washington – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam Afghanistan jika menolak menyerahkan Pangkalan Udara Bagram kepada militer Washington. Dia mengisyaratkan akan ada “hukuman” kepada negara yang sekarang dikendalikan Taliban tersebut.

“Jika Afghanistan tidak mengembalikan Pangkalan Udara Bagram kepada mereka yang membangunnya, Amerika Serikat, HAL-HAL BURUK AKAN TERJADI!!!” tulis pemimpin berusia 79 tahun itu di platform Truth Social miliknya, pada 21 September 2025.

Ancaman samar itu muncul hanya beberapa hari setelah dia mengemukakan gagasan Amerika Serikat untuk merebut kembali kendali pangkalan tersebut saat sedang dalam kunjungan kenegaraan ke Inggris.

Bagram, pangkalan udara terbesar di Afghanistan, merupakan kunci dari upaya perang yang dipimpin AS melawan Taliban, yang pemerintahannya digulingkan Washington setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Pada masa puncaknya, Bagram berfungsi layaknya sebuah kota militer. Di dalamnya terdapat berbagai fasilitas modern, mulai dari landasan pacu yang bisa menampung pesawat terbesar militer AS, kompleks perumahan prajurit, restoran cepat saji ternama, pusat perbelanjaan kecil, hingga penjara dengan tingkat keamanan tinggi yang menampung ribuan tahanan.

Namun, setelah Presiden Joe Biden memutuskan menarik seluruh pasukan AS dari Afghanistan pada Agustus 2021, pangkalan tersebut ditinggalkan dan segera jatuh ke tangan Taliban. Sejak saat itu, Bagram menjadi simbol perubahan dramatis kekuasaan di negara tersebut.

Hingga kini, Taliban yang memegang kendali penuh atas pemerintahan Afghanistan belum memberikan tanggapan resmi terkait desakan Trump tersebut. Namun, sejumlah pejabat Taliban sebelumnya menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerahkan pangkalan militer apa pun kepada negara asing, termasuk Amerika Serikat.

“Afghanistan kini berdaulat penuh. Semua pangkalan militer di tanah kami adalah milik rakyat Afghanistan,” demikian pernyataan juru bicara Taliban dalam wawancara sebelumnya.

Bagi Amerika Serikat, Bagram bukan hanya sekadar pangkalan militer, tetapi juga pintu gerbang strategis untuk mengawasi Asia Tengah, Iran, Pakistan, dan bahkan sebagian wilayah Cina. Keberadaan Bagram diyakini dapat memperkuat posisi geopolitik Washington dalam menghadapi potensi ancaman di kawasan yang rawan konflik.

Beberapa pakar menilai desakan Trump ini mencerminkan keinginan untuk mengembalikan pengaruh militer AS di kawasan tersebut. “Trump tampaknya ingin mengirim pesan kepada dunia bahwa AS tidak akan membiarkan wilayah strategisnya hilang begitu saja,” kata seorang analis pertahanan yang berbasis di Washington.

Pernyataan Trump ini berpotensi menambah ketegangan dalam hubungan antara AS dan pemerintahan Taliban di Kabul. Situasi tersebut juga dikhawatirkan akan memperburuk kondisi keamanan di Afghanistan yang hingga kini masih menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok bersenjata, termasuk ISIS-K.

Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, belum ada kepastian apakah desakan Trump akan diikuti langkah konkret atau sekadar tekanan politik untuk menegosiasikan kepentingan strategis Amerika Serikat di Asia Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *